Bagaimana kita bisa membangun self awareness dengan Johari Window ?
“Kenali dirimu, maka kamu akan menaklukkan dunia.”
Pepatah ini bukan hanya motivasi kosong. Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa self awareness atau kesadaran diri adalah kunci kesuksesan pribadi dan profesional.
Namun, tahukah kamu? Menurut Harvard Business Review (2018), hanya 10-15% orang yang benar-benar memiliki self awareness yang akurat, meskipun 95% merasa dirinya sudah self aware. Dengan kata lain, kebanyakan dari kita belum memahami diri sendiri sepenuhnya. Akibatnya, keputusan yang kita ambil – mulai dari cara berkomunikasi, bekerja, hingga memimpin tim – seringkali bias tanpa kita sadari.
Selain itu, Daniel Goleman, penulis Emotional Intelligence, menegaskan bahwa self awareness adalah pilar pertama kecerdasan emosional. Ini menentukan bagaimana kita merespons situasi, mengelola emosi, dan bersikap kepada orang lain. Oleh karena itu, membangun self awareness menjadi langkah awal penting untuk berkembang.
Apa itu Johari Window?
Salah satu tools klasik namun tetap relevan untuk membangun self awareness adalah Johari Window. Model ini dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1955. Mereka merancangnya untuk membantu individu memahami hubungan mereka dengan diri sendiri dan orang lain.
Johari Window membagi kesadaran diri menjadi empat area:

- Open Area (Area Terbuka)
Bagian diri kita yang diketahui oleh kita sendiri dan orang lain.
✅ Contoh: Semua tahu kamu jago presentasi produk.
🔧 Action: Manfaatkan ini dengan menjadi mentor kecil-kecilan di tim. - Blind Spot (Titik Buta)
Bagian yang tidak kita sadari, tapi orang lain mengetahuinya.
✅ Contoh: Kamu gak sadar nada suaramu monoton saat pitching, tapi tim lain memperhatikan.
🔧 Action: Minta feedback rekan kerja untuk tahu kekurangan yang tidak terlihat. - Hidden Area (Area Tertutup)
Bagian yang kita ketahui, tapi orang lain tidak tahu.
✅ Contoh: Kamu merasa minder bertemu customer besar, tapi tak pernah cerita ke tim.
🔧 Action: Coba terbuka dengan mentor atau atasan, siapa tahu ada solusi. - Unknown Area (Tidak Diketahui)
Bagian yang tidak diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain.
✅ Contoh: Ternyata kamu punya bakat negosiasi keren saat diberi tanggung jawab besar.
🔧 Action: Jangan takut mencoba hal baru agar potensi tersembunyi muncul.
Berikut adalah contoh – contoh lainnya dari tiap area yang relevan di Arkamaya
Area | Contoh di Tim Arkamaya | Action |
---|---|---|
Open Area (Diketahui diri & orang lain) | Semua tahu kamu cepat menangkap requirement client dan membuat user flow di Figma. | Manfaatkan dengan membantu junior atau reviewer di awal sprint grooming. |
Blind Spot (Tidak diketahui diri, diketahui orang lain) | Saat daily standup, kamu sering bicara terlalu cepat sehingga tim kurang paham update-mu. | Minta feedback cara komunikasi lebih jelas, latihan menyampaikan poin secara singkat dan terstruktur. |
Hidden Area (Diketahui diri, tidak diketahui orang lain) | Kamu merasa belum paham CI/CD pipeline project, tapi malu bertanya ke DevOps. | Beranikan diri untuk tanya ke DevOps Lead atau minta sesi sharing internal. |
Unknown Area (Tidak diketahui diri maupun orang lain) | Ternyata kamu punya bakat public speaking ketika diminta presentasi ke klien pertama kali. | Ambil peluang presentasi berikutnya, atau ikut program internal untuk melatih kemampuan komunikasi. |
Mengapa Self Awareness Penting di Dunia Kerja?
- Membantu kita memahami kekuatan dan kelemahan secara objektif.
- Mengurangi konflik dengan rekan kerja karena kita lebih paham cara bersikap.
- Membuka peluang untuk berkembang, karena kita tahu area mana yang perlu diasah.
- Meningkatkan kepercayaan diri saat berkomunikasi dan mengambil keputusan (HBR, 2018).
Bagaimana Membangun Self Awareness dengan Johari Window?
✅ Action Step:
Rutinlah meminta feedback dari rekan kerja dan atasan. Gunakan feedback tersebut untuk menambah open area, mengecilkan blind spot, dan mengeksplorasi unknown area diri Anda.
Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi profesional yang ahli secara teknis, tapi juga pemimpin yang mengenal diri dan mampu menginspirasi tim.
“The greatest journey is the journey within. Kenali dirimu, maka kamu akan tahu langkahmu berikutnya.”