Prioritize What Matters: Prinsip 20/80 untuk Tim Development

Dalam dunia software development, prinsip prioritizing what matters bukan hanya sekadar metode manajemen waktu, melainkan strategi yang menentukan kecepatan delivery, kualitas produk, dan kepuasan user. Salah satu prinsip dasar untuk meningkatkan efektivitas ini adalah Prinsip Pareto (80/20), yang menyatakan bahwa 80% hasil berasal dari 20% usaha.

Mengapa Prinsip Pareto Relevan bagi Tim Development?

Vilfredo Pareto, seorang ekonom Italia, menemukan bahwa 80% tanah di Italia dimiliki oleh 20% populasi. Prinsip ini kemudian terbukti berlaku dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, produktivitas, dan software engineering. Menurut Investopedia, prinsip Pareto menunjukkan bahwa sebagian besar hasil biasanya berasal dari sebagian kecil penyebab atau usaha, seperti 80% penjualan berasal dari 20% pelanggan utama atau 80% masalah muncul dari 20% sumber penyebab.

Implementasi Praktis dalam Tim Development

1. Fokus pada Fitur dengan Impact Terbesar

Dalam backlog pengembangan software, sering ditemukan puluhan hingga ratusan user story. Namun tidak semua memiliki impact yang sama. Prinsip Pareto membantu tim untuk:

  • Mengidentifikasi fitur kunci yang menjadi kebutuhan mayoritas user.
  • Menghindari over-engineering pada fitur yang hanya digunakan sebagian kecil user.

🔎 Contoh implementasi:
Saat mengembangkan HRIS, data penggunaan menunjukkan bahwa 80% user mengakses fitur absensi dan slip gaji, sementara fitur lainnya jarang diakses. Artinya, prioritas pengembangan dan optimalisasi UI/UX harus difokuskan pada kedua fitur tersebut terlebih dahulu sebelum menambahkan modul baru yang kompleks.

2. Prioritaskan Bug yang Paling Mengganggu User

Dalam proses QA dan bug fixing, tim development dapat menggunakan prinsip Pareto untuk:

  • Mengidentifikasi 20% bug yang menyebabkan 80% masalah user.
  • Menentukan prioritas perbaikan berdasarkan severity dan frequency daripada jumlah bug secara keseluruhan.

🔎 Contoh implementasi:
Jika terdapat 100 bug dalam backlog, tetapi data crashlytics menunjukkan hanya 5 bug yang menyebabkan 80% crash pada user, maka perbaikan harus difokuskan pada 5 bug tersebut terlebih dahulu untuk meningkatkan stabilitas aplikasi secara signifikan.

3. Optimalisasi Kode dan Refactoring yang Berdampak

Refactoring memang penting untuk maintainability jangka panjang, namun tidak semua bagian kode perlu dioptimasi dalam satu waktu. Dengan prinsip Pareto:

  • Fokus pada 20% bagian kode yang paling sering diakses (hot path) oleh sistem atau user, karena inilah yang mempengaruhi performa dan UX secara langsung.
  • Hindari melakukan refactoring besar-besaran tanpa analisis impact, yang berpotensi menunda delivery sprint berikutnya.

🔎 Contoh implementasi:
Dalam sebuah aplikasi e-commerce, fungsi search product dan checkout memiliki request rate tertinggi. Refactoring atau optimasi query di dua fungsi tersebut akan memberikan impact performa paling signifikan dibandingkan memoles modul admin yang jarang digunakan.

4. Prioritas Pengembangan Automation Test

Automation testing adalah bagian penting untuk menjaga kualitas software. Namun, mengotomasi semua test case seringkali tidak efisien di awal. Dengan prinsip Pareto:

  • Prioritaskan 20% test case yang mencakup 80% business process critical path.
  • Kembangkan automated test pada fitur utama sebelum memperluas ke fitur non-critical.

🔎 Contoh implementasi:
Pada tahap awal CI/CD, automation test dapat difokuskan pada login, transaksi utama, dan fungsi reporting yang menjadi core value produk.

Mengapa Prioritize What Matters Penting bagi Development Team?

✅ Meningkatkan kecepatan delivery dengan fokus pada value tertinggi.
✅ Mengurangi technical debt yang tidak berdampak besar pada user.
✅ Meningkatkan kepuasan user dengan menyelesaikan masalah paling krusial terlebih dahulu.
✅ Mengoptimalkan waktu dan energi tim engineering yang terbatas.

Langkah Strategis untuk Menerapkannya dalam Sprint

✔️ Review backlog dan roadmap secara berkala dengan Product Owner.
✔️ Identifikasi fitur atau bug dengan highest impact melalui data user behavior dan business goals.
✔️ Susun prioritas sprint berdasarkan impact vs effort, bukan hanya effort.
✔️ Pastikan semua tim memahami bahwa bekerja keras pada hal yang tepat lebih baik daripada bekerja keras pada semua hal.

Kesimpulan

Prinsip Pareto (80/20) bukan sekadar teori statistik, melainkan pedoman praktis dalam manajemen tim development. Dengan fokus pada 20% usaha yang memberikan 80% hasil, tim dapat bekerja lebih cerdas, meningkatkan kualitas produk, dan mencapai kepuasan user yang lebih tinggi.

id_IDID